Menjalanankan
program latihan lari setiap hari, sering kali anggota tubuh kita mengalami
kebosanan dan membutuhkan latihan tambahan demi terciptanya otot yang kuat
serta terhindar dari cidera dengan harapan dapat berlari lebih optimal.
Btw, cross training adalah sebuah tambahan
program latihan lain yang berguna untuk melengkapi olahraga utama (Dalam hal ini yakni lari)
Mengapa
pelari perlu melakukan cross training? lari merupakan jenis olahraga yang bersifat pengulangan dan tinggi benturan (high impact). Pelari rentan sekali
dengan cidera misalnya shin splints,
rasa tak nyaman pada lutut atau punggung bawah, terjadinya ketidak seimbangan
otot untuk itu pelari membutuhkan latihan cross
training.
Melakukan
latihan cross training dapat membantu
menguatkan fleksibilitas otot yang jarang digunakan saat sedang berlari. Bukan
hanya itu saja, cross training juga dapat membantu memperbaiki teknik berlari
sehingga dapat menambah kecepatan saat sedang berlari.
Ada beberapa
jenis latihan cross training yang
dapat dilakukan oleh pelari, apa sajakah itu?.
Untuk itu mari kita
bentangkan satu demi satu.
1. Melatih Kekuatan
Jenis cross training yang pertama ialah
melatihan kekuatan. Latihan kekuatan terdiri dari squats, calf raises, crunches, planks. Melakukan latihan tersebut guna dapat memperkuat bagian
tubuh yang sangat mendukung berlari seperti halnya, paha, bokong, dan perut.
Paha yang
kuat sangat berfungsi memperbaiki performa long run kamu, kemudian bokong yang
yang kencang mampu membuat larimu lebih kencang dan perut yang kuat dapat
memberikan dukungan postur tubuh tetap ideal saat sedang menjalankan program long
run.
2. Bersepeda
Latihan cross training yang kedua ini adalah
bersepeda jenis cross training yang
satu ini sering penulis lakukan, perlu diketahui bersepeda sangat ramah bagi
sendi, oleh karena itu bagi pelari yang ingin meningkatkan daya tahan tanpa
memberikan tekanan yang berlebih. Melakukan bersepada bisa kalian coba, bersepeda
juga dapat bermanfaat untuk melatih kaki, pinggul, dan tubuh seperti halnya
lari namun kali ini dengan bersepeda.
Selain itu
bersepeda juga mampu sebagai sarana refreshing setelah menjalankan latihan yang
berat agar saat kembali latihan bisa timbul semangat yang berlipat.
3. Renang
Saat sedang
melakukan cross training pelari
disarankan untuk melakukan berenang, dengan berenang dapat bermanfaat untuk
menguatkan seluruh otot pada seluruh tubuh. Pada umumnya pelari saat sedang berlari lebih mefokuskan latihan
pada paha bagian depan (quadriceps)
dan paha belakang yang biasa disebut dengan (Hamstring) dan jarang melatih otot pada bagian paha dalam maupun bagian
luar.
Alhasil
pelari memiliki otot paha depan dan belakang yang kuat namun sebagai
kompensasinya otot dalam dan luar menjadi lemah. Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan
cidera hingga penurunan performa berlari.
Seperti yang
di lansir pada halaman runner.id coach Albert Susanto pelatih renang nasional
menyarankan pelari untuk berlatih renang yang sekaligus untuk mengoreksi hal
tersebut. Pada dasarnya lari dan renang sama-sama melatih otot pada kaki namun
otot yang di latih berbeda.
Bagi pelari
yang ingin berlatih renang dengan tujuan untuk menguatkan otot kaki yang jarang
terlatih, lakukan renang dengan gaya bebas, bisa dengan alat bantu pelampung (kick board).
Coach Albert Susanto juga menganjurkan
kepada pelari untuk berlatih renang minimal 30 menit dalam waktu 2-3 kali
seminggu.
Sumber Referensi:
1 coment so far
wah untuk semaunya ini berat ya perlu semangat untuk melakukannya
EmoticonEmoticon